Senin, 21 Maret 2011

“ Segala amal perbuatan tergantung pada niat”

“ Segala amal perbuatan tergantung pada niat”

Mungkin semua kita telah mengetahui hadits Rasulullah di atas, baik melalui ceramah-ceramah agama, diskusi, dan sarana media lainnya. Walaupun demikian tidak ada salahnya penulis mencoba mengupas kembali keterkaitan antara niat dengan hijrah dalam pandangan Islam melalui kisah-kisah dari para anbiya’, sahabat-sahabat nabi, para salafus shalih, dan ulam-ulama yang memaknai arti hijrah dengan benar dan senantiasa mengaplkasikannya dalam kehidupannya.

Makna hijrah bagi Abu Bakar As-Siddiq ra. Memiliki karakteristik tersendiri. Nama asli beliau adalah Abdullah ibn Abi Quhafah Usman Ibn Amir Ibn Ka’b Ibn Sa’d Ibn Taym Ibn Murrah Ibn Ka’b Ibn Lu’ay Ibn Gholib al-Qurashi at-Tayyimi. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW pada moyangnya yang bertemu Murrah. Sedangkan gelar As-Siddiq diberikann kepada Abu Bakar karena ia selalu menjunjung tinggi kebenaran di masa jahiliyah, bahkan dalam suatu kisah ia dikenal sebagai orang yang langsung beriman kepada Rasulullah SAW.
Abu Bakar As-Siddiq dilahirkan 2 tahun beberapa bulan setelah kelahiran Nabi SAW dan wafat ketika berumur 63 tahun.
Awal kehidupannya ada di Makkah dan ditinggalkan hanya untuk kepentingan berdagang, kekayaannya melimpah ruah melebihi orang-orang di sekelilingnya. Sangat terhormat, sangat dermawan dan bertanggungjawab. Beliau tidak pernah meminum minuman keras (khamar) dan tidak pernah berbicara tentang puisi.

Abu Bakar memeluk agama Islam

Isa Ibn Yazid berkata, Abu Bakar As-Sidq berkata,” Aku sedang duduk-duduk di halaman ka’bah dan Zaid Ibn Amr Ibn Nufayl telah duduk di sana lalu menyapa, apa kabar sang pencari kebenaran ? Ia menjawab,”Baik”. Lalu ia bertanya,” Sudahkah anda temukan kebenaran ? Ia menjawab,” Belum”. Lalu katanya:”Setiap agama akan binasa di hari kebangkitan nanti kecuali yang telah ditetapkan Allah.
Tetapi mengenai kenabian yang telah dinantikan, apakah ia berasal dari golongan kami atau golongnmu? Sedang aku (Abu Bakar) belum mendengar sebelumnya ada seorang Nabi yang dinanti dan akan diutus (kepada umat manusia). Maka aku datangi Waraqoh Ibn Naufal yang telah menyaksikan rahasia-rahasia langit dan telah terbiasa dengan keajaiban hati. Al Waraqoh menjawab, benar, Nabi yang dinantikan berasal dari keturunan bangsa Arab yang mulia. Lalu Abu Bakar bertanya pada Waraqoh,”Paman (Waraqoh) apa yang dikatakan Nabi itu?”. Ia akan mengatakan apa yang diwahyukan padanya, ia tidak akan menindas dqan ditindas. Apalagi mencari orang-orang untuk ditindas. Maka ketika Rasulullah SAW diutus, aku segera beriman dan mengakuinya.
Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda” Aku tidak mengajak seseorang masuk Islam kecuali ia memiliki keengganan, keragu-raguan dan pertimbangan yang mendalam , kecuali Abu Bakar.”
Inilah makna hijrah yang dikisahkan dalam Sirah (kisah) sahabat Rasul, Abu Bakar As-Siddiq. Beliau hijrah ke dalam agama Islam disertai dengan niat yang sungguh-sunguh, tidak ada keraguan sedikitpun dalam hatinya tentang kebenaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan bwliaupun senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Islam (ajaran Islam) dengan konsekuen, istiqomah dan sabar.
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa memperbaiki diri dan berhijrah kepada kebenaran yang hakiki. Amin yaa Robbul ‘alamiin.

“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.
Q.S At-Taubah (9):20