“Demi masa sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran”
Dalam
Budaya kerja dakwah, masih sering terjebak dalam “SKS” ( Sistem Kebut Sesaat). Ketika waktu tersisa singkat, kesadaran untuk mengejar target lahir mendesak. Akhirnya menghasilkan kerja yang serabutan, tambal sulam, dan tergesa-gesa.Pada saat seperti itu, amal jama’i adalah pemahaman tanpa makna. Kerja dakwah sangat berorientasi target pencapain dan miskin taushiah. Perlahan-lahan hati menjadi gerah, dan akhirnya miskin sentuhan dan kepekaan.Sehingga bukan keberkahan yang kita rasakan, tapi keresahan dan ketidak nyamanan yang slalu datang menghantui.
Realita dakwah mengambarkan kenyataan yang kontra produktif terhadap sunnatullah-Nya. Seharusnya seorang yang aktif dan memilikii mobilitas dakwah yang tinggi dan dinamis, semakin menikmati kedekatannya dengan Allah SWT. Semakin lembut hatinya dan semakin kuat ukhuwahnya. Namun realita di lapangan, kondisi yang terjadi justru terbalik. Mobilitas dakwah yang kita punya, mengurai jarak antara kita dengan saudara kita. Dinamika yang sedemikian pesat, menumpulkan hati dan perasaan dari getar kelembutan. Mata kita yang terjaga karena amanah, semakin kering dan tak mampu menangis lagi. Hal ini harus membuat kita mengevaluasi kembali, apakah dakwah yang kita usung ini?
Untuk siapakah semua ini kita korbankan ?
Peralihan dakwah dari mihwar muassasi ke mihwar dauli, menyisakan pertanyaan tentang kesiapan kita akan fitnah yang akan ditimbulkannya. Sosok utama. Umar bin Khatab ra, menangis tersedu-sedu, membayangkan kekuasaan dan kejayaan Islam ketika
Sesungguhnya para penghuni syurga, dari kalangan sahabat yang Rasulullah kabarkan, adalah sosok-sosok lembut yang mudah berurai air mata. Jika masih mereka menjadi contoh hidup perjalanan dakwah kita, maka mari melihat kelemahan diri kita masing-masing. Sesungguhnya mereka menghabiskan waktu hidupnya lebih banyak dari yang mampu yang kita sumbangkan untuk dakwah. Mereka membelanjakan hartanya lebih banyak dari kita. Mereka lebih mempunyai loyalitas yang lebih luar biasa dari kita.